KAMUS BESAR DIALEK
Banyumas – Indonesia
Penulis: Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M. Hum
Halaman: 1594 hlm
Ukuran: B5
Kertas: Bookpaper
Isi: BW
Cover: Hardcover
Harga: Rp 750.000
Sinopsis:
Banyumas diduga masyarakatnya sudah memakai bahasa Jawa Kuna dalam bentuk bahasa lisan dari abad 8 sampai 10 masehi. Sejarah terpisahnya orang Sunda dan orang Jawa manakala terjadi peperangan antara Siyung Wanara (Sang Manarah) dan Arya Bangah (Hariang Banga) dengan situs Sungai Pamali atau Cipamali atau nama kunanya Sungai Baribis. Pada tahun 766, Hariang Banga menjadi raja Galuh Purba yang terkenal dengan sebutan Galuh Keling, Pura Medang, Medang Sekori, atau Pasirluhur di sebelah barat Purwokerto .
Dimungkinkan sejak itu berkembang bahasa Sunda Kuna dan Jawa Kuna. Sebenarnya, bahasa Sunda Kuna dan Jawa Kuna mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Kun-lun atau Kwen-lun. Pusat peradaban Jawa Kuna berada di Galuh Purba atau Pasirluhur sebagaimana teks Babad Pasir menjelaskan bahwa Adipati Kandha Daha yang berkuasa hingga abad ke-15 masehi, mempunyai 25 orang menantu dari kalangan masyarakat Sunda (Galuh, Kawali, Losari, Sumedang, Karawang, Kuningan, Imbanegara, Limbangan, Timbanganten, Ukur) dan Jawa (Wirasaba, Maruyung, Selamanik, Bocor, Pituruh, Wedi, Ambal, Ayah, Karang Duwur, Daha, Petanahan, Maresi, Bonjok, Bongas, Cukangakar). Kerajaan Galuh Purba atau Pasirluhur yang berlangsung dari abad ke-8 sampai 15 masehi berdampingan dengan Wirasaba, yaitu seorang pejabat Bathara i Paguhan atau Bhre Paguhan sebagai penguasa lokal atau kerajaan daerah bawahan kerajaan Majapahit. Rupanya, pada abad ke-15 masehi, bahasa Jawa Kuna mengalami penyederhanaan menjadi bahasa Jawa Pertengahan dan pengaruhnya sampai di daerah perbatasan.
Reviews
There are no reviews yet.