Pena Nurani Sang Penyiram (Senarai Catatan Kritis Kehidupan Berbangsa dan Bernegara)
Penulis: Aleksius R. Sedara
Halaman: x + 192 hlm
Ukuran: A5
Kertas: Bookpaper
Isi: Hitam putih
Cover: Softcover
Harga: Rp65.000
Sinopsis:
Pada dasarnya manusia itu tidak sempurna bak peribahasa tiada gading yang tak retak. Dari ketidaksempurnaan itu, manusia jarang berintrospeksi atau becermin untuk sejenak menemukan dan menyadari akan kesalahan atau kekeliruan yang dilakukannya. Oleh karena itu, pihak lain sangat diperlukan untuk mengingatkan dengan berbagai cara.
Bang Amunisi Menggelitik merupakan salah satu cara untuk menemukan kesalahan atau kekeliruan dari pihak lain yang disajikan dengan tajam dan kritis dalam menganalisis terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam sajiannya tidak bersifat mengecam atau mempersalahkan secara tajam tetapi hadir dalam bentuk gelitikan dari tokoh yang merupakan nama pena penulis yaitu Bang Amunisi. Tokoh Demos dan Populi adalah representasi dari rakyat atau masyarakat dengan segala keberadaan dan latar belakangnya.
Demikian juga dengan pantun sebagai sebuah jenis puisi lama asli Indonesia, masih sesuai dengan perkembangan bahasa dalam era kekinian. Pantun tetap menjadi sebuah bahasa klise yang segar digunakan sesuai konteksnya. Penggunaannya tidak hanya sebatas gubahan suatu kalimat yang mempunyai rima serta irama, tetapi juga sebuah rangkaian kata yang indah untuk melukiskan berbagai hal sesuai jenis pantunnya. Bahkan, bermajas sindiran bersifat ironi, sinisme dan sarkasme. Semua ini bertujuan untuk mengingatkan dan memperbaiki bukan sebaliknya.
Negeri ini laksana surat kabar yang halaman-halamannya mengabarkan berbagai aspek kehidupan. Pada halaman tertentu terdapat kolom kecil yang disebut catatan pojok. Buku ini bisa menjadi catatan pojok yang bisa mengasah daya pikir, karsa dan rasa serta nurani anak bangsa dengan sentilan kritik yang lugas. Selain itu, bisa sebagai alternatif jawaban dari keadaan yang sudah dan tengah berlangsung di negeri tercinta ini.
Catatn pojok beramunisi kata dan esai sebagai bagian dari buku ini tersirat mengebom dengan kata-kata, frasa, dan klausa singkat berisi satiris dan kritikan-kritikan tajam serta lugas. Hal ini tampil sekadar mengusil atau memecut dengan kata-kata dari tokoh yang dijuluki Bang Amunisi. Dalam konteks ini, pengeboman dengan menggunakan kata-kata, frasa, dan klausa singkat sebagai amunisinya hanyalah titik-titik air di tengah kolam raksasa. Filosofi yang tersirat di balik semua itu adalah titik-titik air melubangi batu bukan dengan tenaga melainkan dengan titik-titik air itu sendiri.
Reviews
There are no reviews yet.