STRATEGI NABI YUSUF AS. DALAM MENANGGULANGI KRISIS PANGAN
Penulis: Dr. Hadi Yasin Musa’i, M.A.
Halaman: 438 hlm
Ukuran: B5
Kertas: Bookpaper
Isi: BW
Cover: Softcover
Harga: 200.000
Sinopsis :
Buku ini mendukung teori green ekonomi, Namun dalam Al-Quran, green ekonomi yang dimaksud mencakup 3 dimensi penting, yaitu: Dimensi Ruhiyah atau spiritual, Dimensi Badaniyah atau Fisik, dan Dimensi Ijtimaiyah atau Sosial. Pada Dimensi Ruhiyah tercakup di dalamnya nilai-nilai ikhlas, dimana setiap aktifitas hendaknya diniatkan semata karena Allah SWT, sehingga dengan demikian, tercakup pula di sini nilai-nilai tauhid, karena hakikat alam semesta ini adalah titipan dari Allah SWT. Manusia tak lebih hanya memiliki hak guna pakai, dan bukan pemilik dalam arti yang sesungguhnya.
Selain ikhlas, tercakup pula dalam dimensi ruhiyah ini adalah nilai-nilai mizan atau kesimbangan, dimana penanggulangan krisis pangan hendaknya dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan, ada hablun minallah, (yaitu hubungan manusia dengan Dzat pencipta : Allah SWT) dan ada hablun minannas (yaitu hubungan manusia dengan manusia dan makhluk lainnya). Pada sisi ini yang akan lahir semangat Sustainable dalam arti program bekelanjutan, yang dalam konteks kisah Nabi Yusuf AS terangkum dalam kata Tazra’una (hendaklah kalian bertani, sehingga di dalamnya masuk nilai-nilai etika terutama: sabar dan istiqamah serta tidak rakus terhadap hasil pangan dan produksi alam lainnya demi memikirkan keberlangsungan generasi yang akan datang.
Pada dimensi ini juga masuk nilai-nilai leadership dan amanah , yaitu kepemimpinan yang dalam bahasa Al-Quran disebut khilafah dalam arti pelayanan maksimal dengan prinsip keadilan terhadap publik yang diwujudkan dengan penuh credibility and good governance, dengan tata kelola pemerintahan yang adil, bersih dan ma’ruf.
Sedangkan pada dimensi Fisik, tercakup nilai-nilai harakiyah (bergerak) untuk meraih keberkahan (al-harakah-barakah), lalu keharusan untuk Memuliakan Makanan dalam arti benar-benar memuliakan dan mengagungkan makanan sebagai rezeki yang didatangkan Allah SWT dan agar diperlakukan dengan tidak israf, serta ada langkah-langkah untuk berhemat dalam arti rajin menabung pangan.
Yang terakhir adalah dimensi sosial, : yang di dalamnya terkandung keharusan untuk menegakkan sikap kesetaraan dan keadilan dalam konteks penanggulangan krisis pangan, berusaha untuk tidak berbuat kerusakan, serta berupaya untuk mencegah dan menghindari korupsi.
Terdapat tiga faktor penting terkait masalah pangan, yaitu: 1) Alam, 2). Manusia dan 3). Tehnologi. Alam menyiapkan fasilitas bagi manusia dan makluk lainnya. Manusia dengan segala sumber-dayanya bertugas mengelola dan menyikapi alam, Sedangkan tehnologi menjadi alat bagi manusia untuk bersikap dan bersiasat terhadap alam.
Reviews
There are no reviews yet.