Taubatku

Taubatku

Penulis: Jubaedah
Halaman: 74 hlm
Ukuran: 14 x 20 cm
Kertas: Bookpaper
Isi: Hitam putih
Cover: Softcover
Harga: Rp50.000

Sinopsis:

Seseorang bisa sampai pada makom sebagai penyair ketika melalui berbagai proses yang panjang. Antara penyair dan puisi sama-sama melalui proses. Penyair, tentunya mengalami proses dalam kehidupan ini; berada dalam titik terendah hingga titik terpuncak dalam hidupnya. Puisi, tentu terlahir dari kepekaan penyair dan kemampuan penyair mengenal bahasa. Jika pengalaman hidup penyair digabungkan dengan kecerdasan mengenal bahasa sekaligus kepekaannya terasah, maka akan lahirlah puisi-puisi yang bisa dikatakan sempurna.

Dalam puisi-puisi Dra. Jubaedah, tersirat perjalanan panjang penyairnya dalam mengarungi kehidupan ini. Dari rumah hingga ke tanah Mekah. Dari kehidupan rutinitas sehari-hari hingga masuk ke dalam renungan diri. Kita dihadapkan dengan peristiwa-peristiwa yang dapat memantik pikiran dan perasaan menuju suatu ruang yang sangat dinanti, yaitu ruang keabadian. Tidak hanya itu, puisi-puisinya pun memberikan banyak nasihat; untuk diri pribadi penulisnya sekaligus untuk pembacanya. Puisi-puisi yang hidup dalam setiap hembusan napas penyairnya, akan menciptakan kekuatan rasa untuk terus optimis menghadapi kehidupan

Bahasa-bahasa sederhana yang dituliskan, menjadikan puisi-puisi dalam buku ini jelas untuk dipahami oleh semua kalangan, tentu saja ini bisa menjadi suatu karya yang inovatif di bidang sastra untuk mencapai titik yang lebih tinggi lagi. Mencapai pada puisi-puisi yang estetik dan multitafsir di karya-karya berikutnya dengan tema-tema yang akan sangat beragam. Sejatinya, penyair tidak akan pernah berhenti pada satu karya sastra, ia akan terus gelisah dan semakin gelisah. Itu pun dapat kita rasakan pada Dra. Jubaedah. Puisi-puisinya seolah membawa kita pada puncak renungan yang dalam.

Setiap penyair memiliki wilayah perhatian sendiri, pun pada diri Dra. Jubaedah. Wilayah religi dan sosial menjadi bagian dari hampir semua puisinya. Selamat Membaca.

Nana Sastrawan